BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penulisan paragraf dalam
pembelajaran bahasa Indonesia telah di perkenalkan pada siswa sejak pendidikan
dasar. Kemudian dilanjutkan ke pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah
atas, hingga perguruan tinggi. Namun, apakah pengetahuan seorang mahasiswa akan
terus meningkat mengenai paragraf seiring seringnya berlatih menulis paragraf
dari jenjang yang mudah hingga tingkat kesulitan yang cukup rumit.
Pembelajaran mengenai paragraf
sudah menjadi persoalan serius di kalangan pelajar baik tingkat menengah hingga
perguruan tinggi. Kegiatan komunikasi kelilmuan secara tertulis menuntut
mahasiswa dalam membuat sebuah paragraf
dan dituangkan kedalam karya ilmiah.
Penyebab dari permasalah
tersebut, disebabkan rendahnya motivasi mahasiswa dalam mengasah kemampuanya
dalam menulis sebuah paragraf. Selain itu, kemampuan mahasiswa dalam berpikir
kritis mengenai suatu permasalahan dan kurangnya berlatih. Kedua hal tersebut
erat kaitannya dengan kemampuan
mahasiswa dalam menuliskan sebuah paragraf.
Sebagai seorang terpelajar,
menentukan solusi atas permasalah tersebut merupakan jalan terbaik yang harus
di tempuh demi terciptanya kompetisi dalam diri mahasiswa untuk menghasilkan
karya terbaiknya dalam bidang tulisan berupa karya ilmiah. Salah satu cara
untuk mengatasinya dengan menemukan beberapa metode atau model pembelajaran
yang sesuai kerakteristik mahasiswa. Selain itu, menemukan beberapa faktor yang
menyebabkan keberhasilan dalam membuat sebuah paragraph juga perlu dilakukan
oleh pengajar demi tercapainya hasil yang maksimal dalam pembelajaran bahasa
Indonesia yang akan dicapai.
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah menyampaikan gagasan penulis dengan caranya sendiri. Dalam hal ini kemampuan
mahasiswa dalam menulis paragraf sangat di perlukan demi tercapainya penulisan
keraya ilmiah yang baik dan benar sesuai aturan dalam bahasa Indonesia.
Apakah penulisan karya ilmiah
berpengaruh signifikan terhadapat kemampuan seorang peliti dalam menulis sebuah
paragraf. Hal inilah yang akan penulis teliti.untuk mengetahui lebih lanjut
penulisan paragraf. Penulis berusaha untuk meneliti dan mencari jawabannya dan
menuangkannya dalam makalah yang berjudul Paragraf.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah dijelaskan di atas, penulis mengidentifikasi masalah yang ada dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1.
Apakah pengertian paragraf ?
2.
Apasaja jenis–jenis pengembangan paragraf ?
3.
Bagaimana bentuk dan cara penulisan paragraf ?
4.
Bagaimana bentuk kalimat utama dan kalimat penjelas
pada paragraf ?
1.3 Tujuan
Berdasarakan latar belakang dan
rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan :
1.
Untuk mengetahui pengertian paragraf.
2.
Untuk mengetahui jenis–jenis pengembangan paragraf.
3.
Untuk mengetahui dan cara penulisan paragraf.
4.
Untuk mengetahui kalimat utama dan kalimat penjelas
dalam menulis sebuah paragraf.
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban
dari permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan dan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
a.
Penulis
Melalui penelitian ini membarikan
banyak pangetahuan kepada penulis dalam mengembangkan dan menulis paragraf
sehingga dapat membuat karya ilmiah yang baik dan sesuai dengan kaedah bahasa
Indonesia. Dan memberi acuan untuk memperbaiki karya – karya yang telah penulis
buat. Paragraf sebagai wadah bagi penulis dalam mengungkapkan ide atau pokok
pikiran secara tertulis. Penulis tidak cepat lelah dalam menyelesaikan sebuah
karangan dan termotivasi masuk dalam paragraph berikutnya.
b.
Pembaca
Memberikan gambaraan bagaimana seorang pembaca tidak hanya bias membaca
tetapi, harus bias dalam membuat sebuah paragraf. Karena seorang pembaca
mengambil inti sari dari sebuah bacaan melalui paragraf–paragraf yang telah
tersusun dengan baik. Serta membuat pembaca lebih mudah dalam memahai bacaan.
Pembaca dapat belajar bagimmana cara menarik untuk menyampaikan sebuah gagasan
dalam paragraf. Pembaca merasa tertarik dan termotivasi cara menjelaskan
paragraph tidak hnaya dengan kata-kata, tetapi dapat juga dengan
gambar,bagan,diagram, grafik, dan kurva.
c.
Dunia Pendidikan
Dalam dunia pendidikan penelitian
ini diharapkan dapat memberikan acuan bagi kalangan pendidikan dan peserta didik dalam proses pembelajaran bahasa
Indonesia. Agar dalam pembuatan karya ilmiah dapat menghasilkan karya yang
berkualitas. Serata diharapkan dapat memberikan motivasi lebih kepada kalangan
peserta didik dan mahasiswa untuk memberikan kemudahan dalam menulis sebuah
paragraf.
d.
Peneliti Lain
Melalui penelitian ini, penulis
harapkan akan bermunculan penelitian-penelitan lain yang meneliti tentang
paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Studi
Dalam penelitian ilmiah atau membuat sebuah makalah
pengertian paragraf sangat beragam. Dalam makalah ini peneliti mengambil dua
makalah sebagai tinjauan studi.
Dalam makalahnya Ngadiyono menyebutkan bahwa paragraf merupakan bagian
karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu
serta membentuk satu kesatuan pikiran. Terdapat tiga persyaratan agar paragraf
menjadi padu yaitu kepaduan, kesatuan dan kelengkapan.
Sementara menurut Fiqhri dalam makalahnya paragraf
adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya
harus dimulai dengan baris baru dan kalimat yang berbentuk paragraf atau alinea
harus memperhatikan kesatuan pikiran.
Sementara menurut Ngadiyono
syarat sebuah paragraf itu adalah Kepaduan. Untuk mencapai kepaduan, langkah-langkah yang harus ditempuh
adalah kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu.
Oleh karena itu, digunakan kata penghubung. Adalah
tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat
utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraf dinamakan paragraf
deduktif, sedangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf disebut
paragraf induktif. Hal
senada juga disbutkan oleh Fiqhri dalam makalahnya.
2.2 Landasan Teori
Paragraf adalah sekelompok
kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan unit buah pikiran
untuk mendukung pikiran yang lebih besar, yaitu buah pikiran yang diungkapkan
dalam seluruh tulisan menurut Kasih dalam Wiyanto (2012:96). dalam buah pikiran
yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf tersebut, dimulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik,
kalimat-kalimat penjelas sampi dengan kalimat penutup. Himpunan kalimat ini
saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Ngadiyono dalam Moeliono
(1988:648), asal kata paragraf dari
bahasa apa tidak lagi disebutkan, dan kata itu memiliki arti: (a) bagian bab
dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan dimulai
penulisannya dengan garis baru, alinea. (b) bagian wacana yang ditandai oleh
baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih; paragraf; (c)
dalam ragam percakapan alinea berarti ganti baris: baris baru (pada tulisan).
Paragraf
merupakan bahasa tulisan yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun
secara runtun, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun secara lengkap
menurut Kasih dalam Alex (2011:208). Paragraf merupakan bentuk karangan yang
hanya terdiri dari beberapa kalimat, serta di dalamnya mengungkapkan suatu
informasi dengan kalimat utama atau pokok pikiran sebagai pengendalinya dan
kalimat penjelas sebagai kalimat pendukung Kasih (2013:43).
Dari uraian diatas paragraf adalah kumpulan
dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtun sehingga membentuk sebuah
karangan yang mengandung satu ide pokok, yang menjadi jelas oleh urain-uraian
tambahan.
2.3 Pengertian Paragraf
Paragraf memiliki beberapa
pengertian : (1) Paragraf ialah karangan mini. Artinya semua unsur karangan
yang panjang ada dalam pragraf. (2) Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri beberapa kalimat yang
tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun lengkap, utuh, dan padu. (3)
Paragraf merupakan bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah
kalimat yang mengungkapkan suatu
informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas
sebagai pendukungnnya. (4) Paragraf yang terdiri atas suatu kalimat berarti
yang tidak menunjukan ketuntasan atau kesempurnaan.
2.3.1 Ciri-ciri paragraf
Dari
ide yang utuh dan lengkap, paragraf hendaklah dibangun dengan sekelompok
kalimat yang saling mengikat.
1.
Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketakukan spasi
untuk jenis karangan biasa, misalnya surat, dan delapan ketekukan untuk jenis
karangan ilmiah formal, misalnya: makalah, skripsi, thesis, dan disertasi.
2.
Paragraf menggunakan pikiran utama yang dinyatakan
dalam kalimat topik. Kalimat topik dapat ditempatkan pada posisi awal, tengah,
atau akhir.
3.
Paragraf menggunakan ide penjelas yang dinyatakan
dalam kalimat penjelas.
4.
Paragraf hanya berisi satu kalimat topik.
5.
Paragraf akademik terdiri atas kalimat topik, kalimat penjelas
atau pendukung, dan kalimat konklusi. Kalimat topik ditempatkan pada posisi
awal.
6.
Seluruh kalimat saling mengait.
2.3.2 Fungsi Paragraf
Agar sebuah paragraf dapat
mendinamiskan sebuah karangan sehingga menjadi lebih baik dan energik sehingga pembaca
menjadi lebih semangat, maka perlu diperhatikan mengenai fungsi dari paragraf
itu sendiri yang menjabatani penulis dan pembacanya adapun fungsi dari
paragraph itu sendiri seperti yang dikemukakan Kasih dalam Alex (2011:209)
yaitu:
1.
Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk
suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secar
logis dalam suatu kesatuan.
2.
Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang
terdiri dari beberapa paragraf, mengganti paragraf berarti mengganti pikiran.
3.
Memudahkan mengorganisasikan gagasan bagi penulis dan
memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
4.
Memudahkan mengembangkan topik karagan ke dalam
satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
5.
Memudahkan pengembalian variabel terutama karangan
yang terdiri dari beberapa variabel.
2.3.3 Syarat-syarat Paragraf
1. Kesatuan yang kompak,yaitu semua kalimat harus mengemukakan satu
tema yang jelas.
2. Koherensi yang padu, yaitu antarkalimat dalam paragraf saling
terkait dalam paragraf. Cara Mengaitkan antarkalimat dalam paragraf dapat
dilakukan dengan cara berikut.
a. Pengulangan kata kunci (repetisi) yang terdapat
dalamsetiapkalimat.
b. Penggunaan kata penghubung (konjungsi) setiap awalkalimat dengan
tepat dan benar.
c. Penggunaan kata ganti orang atau kata ganti penunjuk sebagai
pengganti gagasan utama dengan Kata-kata seprti: dia, mereka,nya, itu,
tersebut, ini.
3. Penggunaan metode pengembangan paragraph
sebagai penjels gagasan utama paragraf. Metode Yang digunakan dari metodeproses
sampai dengan metode definisi.
4. Setiap paragraph harus mempunyai satu gagasan utama yang ditulis
dalam kalimat topik. Posisi kalimat topik dalam paragraf ditempatkan pada.
a. Kalimat
topic pada awal paragraf (deduktif),
b. Kalimat
topic pada akhir paragraf (induktif,
c. Kalimat
topic pada awal dan akhir paragraph (deduktif—induktif)
d. Kalimat
topic pada temgah paragraph (ineratif)
e. Kalimat topic pada semua kalimat dalamparagraf
(deskriptif). Kalimat topik dalam paragraph ditulis dalam klalimat tunggalatau kalimat
majemuk bertingkat karena kedua kalimat itu hanya menyampaikan satu gagasan
utama.
5. Penulis paragraph tetap memmerhatikan kaidah
satuan bahasayang lain, seperti ejaan, tanda baca, kalimat, diksi, dan bentukan
kata.
6. Dalam penulisan karangan ilmiah,penulisan
paragraf harus diperhatikan hal-hal teknis penulisan Seperti kutipan, sumber
rujukan, tata latak grafik, kurva,gambar.
7. Penulis pun memperhatikan jenis-jenis
paragraph pada posisi bagian karanagan pendahuluan, isi,dan bagian kesimpulan.
8. Penulisan paragraph yang menjorok ke dalam,
sejajar, atau menekuk.
9. Penulis juga memperhatikan
jumlah kata atau jumlah kalimat dalam sebuah paragraf, yaitu jumlah kosakata
paragraf antara 30-100 kata dan jumlah kalimat minimal tiga kalmia.
10. Jika uraian paragraf melebihi
100 kata sebaiknya dibuat menjadi dua paragraf.
2.4 Jenis-jenis Paragraf
Paragraf memiliki banyak ragam.
Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf yang lain berdasarkan
kelompoknya akan diuraikan sebagai berikut :
2.4.1 Menurut Fungsi dalam Karangan
a.
Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka berperan sebagi
pangantar untuk sampai kepada masalah yang akan di uraikan. Sebab paragraf
pembuka harus menarik minat dan perhatian pembaca, serat sanggup menyiapkan
pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
b.
Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang bertujuan
untuk mengembangkan pokok pembicara suatu karangan sebelumnya telah
dirumuskan di dalam paragraf pembuka.
c.
Paragraf penutup
Paragraf penutup mengakhiri
sebuah karangan. Biasanya paragraf ini berisi kesimpulan dari paragraf penghubung.
Dapat pula paragraf penutup berisi penegasan kembali
mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung.
2.4.2 Menurut Posisi Kalimat Topik
a.
Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif adalah paragraf
yang menempatkan ide pokok atau gagasan utama pada awal paragraf.
Contoh :
Salah satu kedudukan bahasa
Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini similiki sejak
dicetuskannya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini dimungkinkan
oelh kenyataan bahwa bahasa melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah
menjadi linguafranca selama berabad-abad ini seluruh tanah air kita. Hal ini
ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya
persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk
mencapai kedudukannya sebagai bahasa nasional.
b.
Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf
yang menempatkan ide pokok atau gagasan utama pada akhir paragraf.
Contoh :
Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan
serta surat menyurat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan
lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato
kenegaraan, ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaat
tertentu, demi kepentingan antarbangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis dan
diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa bahasa Inggris. Demikian juga
pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan
kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, bahasa Indonesia digunakan sebagai
bahasa nasional.
c.
Paragraf Deduktif-Induktif
Paragraf Deduktif-Induktif adalah
paragraf yang menempatkan ide pokok atau gagasan utama awal dan akhir paragraf.
Deduktif
|
Induktif
|
Deduktif-Induktif
|
1.
Ide pokok
berada di awal pragraf.
2.
Biasanya kalimat tersebut mencakup makna dari
kalimat penjelas berikutnya
3.
Berpola umum -khusus
|
1.
Ide pokok berada di akhir pargraf.
2.
Ide pokok sebagai kalimat kesimpulan karena
menggunakan kata-kata konjugasi
3.
Berpola khusus-umum
|
1.
Ide pokok berada di awal dan di akhir paragraf.
2.
Berpola campuran.
|
Table 1.1 Perbandingan Paragraf
d.
Paragraf Penuh Kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun
dalam paragraf sma pentingnya sehingga tidak satupun kalimat khusus menjadi
kalimat topik. Kondisi demikian biasnya akibat sulit menentukan kalimat topik
karena kalimat yang satu dan yang lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam
ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat deskriptif dan naratif
terutama dalam karangan fiksi.
2.4.3 Menurut Sifat Isinya
a.
Paragraf Deskripsi
Deskripsi berasal dari verba to describle, yang artinya menguraikan,
memerikan, atau melukiskan. Paragraf deskripsi merupakan bentuk tulisan yang
berusaha memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan.
Ciri-ciri paragraf deskriptif
ialah :
a)
Memberikan gambaran atau melukiskan sebuah benda,
tempat dan suasana tertentu.
b)
Dalam penggambaran dalam hal ini menggunakan panca
indra.
c)
Membuat pembaca seolah-olah melihat dan merasakan
sendiri objek yang dideskripsikan.
d)
Menjelaskan ciri-ciri objek.
b.
Paragraf Eksposisi
Kata eksposisi diambil dari bahsa
inggris eksposition sebenarnya
berasal dari bahasa latin yang berarti membuka atau memulai. Eksposisi
merupakan wacana yang bertujuan untuk memberitahu, menghapus, menguraikan, atau
menernagakan sesuatu.
Ciri-ciri paragraf eksposisi :
1.
Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah,
metode atau melaksanakan suatu tindakan.
2.
Gaya penulisannya bersifat informative.
3.
Menginformasikan atau menceritakan sesuatu yang tidak
bias dicapai oleh alat panca indera.
4.
Paragraf eksposisi umunya menjawab pertanyaan apa,
siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
c.
Paragraf Narasi
Paragraf Narasi adalah suatu
bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak
tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis yang
berlangsung dalam kesatuan waktu.
Ciri-ciri paragraf narasi :
1.
Narasi Ekspositoris
Adalah jenis narasi yang narasi yang berisikan
rangkaian pembuatan yang disampaikan secara informativ sehingga pembaca
mengetahui peristiwa itu secara tepat.
2.
Narasi Sugestif
Adalah jenis narasi
yang hanya mengisahkan suatu rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang.
Jenis karangan ini dapat di lihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan
novel.
3.
Paragraf Argumentasi
Paragraf Argumentasi bertujuan menyampaikan suatu
pendapat, konsepsi, atau opini tertulis disampikan itu benar penulis menyatakan
bukti, contoh, dan berbagai alas an yang sulit untuk dibantah Kasih dalam
Nasuha (2009:50).
4.
Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi merupakan kelanjutan atau
pengembangan dari argumentasi. Persuasi mula-mula memaparkan gagasan dengan
alasan, bukti, atau contoh untuk menyakinkan pembaca.
2.5 Pengembangan Paragraf
2.5.1 Teknik Spasial
Dalam teknik ini, penulis
menggunakan pola yang sudah ada pada objek
/kejadian yang dibicarakan. Gambaran dari depan ke belakang, di luar ke dalam,
dari bawah ke atas, dari kanan ke kiri dan sebaginya.
Contoh :
Bangun itu terbagi dalam empat
ruang. Pada ruang
pertama sering disebut dengan bangsa srimaganti, terdapat dua padang kursi kayu
ukiran Jepara. Ruang ini sering digunakkan Adipati Sindungriwut untuk menerima
tamu kadipaten. Di sebelah kiri bangsa srimaganti, terdapat ruang khusus untuk
penyimpanan benda-benda pusaka kadipaten lain. Ruang ini tertutup rapat dan selalu
oleh kesatria-kesatria terpilih Kadipaten Ranggenah. Ruangan tempat penyimpanan
benda-benda pusaka dan cindera mata ini sering disebut kundaleni masem. Agak
jauh dari sebelah kanan kundaleni masem terdapat sebuah ruang yang senantiasa
menggambarkan aroma dupa. Ruang ini disebut pamujan karena di tempat inilah
Sang Adipati selalu mengadakan upacara dan kebaktian. Beberapa meter dari ruang
pamujan terdapat sebuah ruangan kecil dengan sebuah tempayan besar di
tengahnya. Ruang ini sering disebut dengan ruang reresik, karena ruang ini
sering digunakan untuk membersihkan diri Sang Adipati sebelum masuk keruang
pamujan.
2.5.2 Teknik Urutan Waktu
Pada teknik ini penulis
mengembangkan paragrafnya berdasarkan urutan waktu (kronologis) terjadinya
peristiwa. Peristiwa-peristiwa terjadi ditulis secara urut berdasarkan waktu.
Pada teknik pengembangan ini, penulis teidak membahas dengan
membandingkan, menganalisis atau yang
lainnya.
Contoh :
Setelah Lulus dari SMAN 4 Kerinci, dia masuk ke Akademi Kepolisian. Di sana,
dia dapat mengikuti pendidikan dengan baik. Ia bahkan lulus dengan prestasi
yang membanggakan. Oleh karena itu, iya segera mendapatkan penempatan yang
istimewa, yaitu sebagai staf khusus Menteri Pertahanan. Posisi tersebuh iya
jalani selama delapan tahun. Hebatnya sambil mengembang penugasan tersebut, ia
belajar di sebuah perguruan tinggi sehingga ia mendapat gelar sarjana.
2.5.3 Teknik Klimaks dan Antiklimaks
Gagasan utama mula-mula dirinci
dengan sebuah gagasan bawahan yang di
anggap kurang penting. Namun, gagasan tersebut kemudian berangsur-angsur di
kembangkan hingga yang paling tinggi.
Variasi dari klimaks ialah
antiklimaks. Pengembangan dengan antiklimaks dilakukan dengan cara menguraikan
gagasan dari yang peling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun
ke gagasan lain yang lebih rendah.
Contoh :
Bentuk traktor mengalami
perkembangan dari zaman ke zaman seiring perkembangan teknologi manusia. Pada
waktu mesin uap lagi jay-jayanya, ada traktor yang di jalankan dengan mesin
uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor ikut di berimodel
seperti tank. Keturunan traktor model tank sampai sekarang masih digunakan
orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil
perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dn pembautan alat
pertanian lainnya.
2.5.4 Teknik Perbandingan dan Pertentangan
Teknik ini membandingkan
informasi yang satu dengan informasi yang lain atau bahkan di pertentangkan
sehingga suatu informasi menjadi lebih jelas.
Dalam hal ini, penulis berusaha
menunjukan persamaan dan perbedaan dua hal. Namun teknik ini harus memiliki
syarat yang harus dipenuhi, yaitu materi yang diperbandingkan dan
dipertentangkan harus memiliki tingkatan yang sama dan keduanya memiliki
persamaan sekaligus perbedaan.
Contoh :
Ratu Elizabeth tidak begitu
tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti apa
yang diharapkan rakyatnya. Ke luar kota paling senang mengenakan pakaian yang
praktis. Iya menyenangi topi dan scarf. Lain halnya dengan Margareth Thacher.
Sejak menjadi pemimpin konservasif, ia melembutkan pakainya dan gaya rambutnya.
Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja ke
tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan, ke pemakaman, ke
upacara resmi misalnya ke parlemen.
2.5.5 Teknik Analogi
Digunakan untuk membuat gagasan
yang disajikan penulis mudah di pahami. Biasanya, gagasan yang ini disampaikan
merupakan suatu hal yang baru atau telah dipahami secara salah sehingga penulis
membutuhkan teknik ini untuk memberikan sebuah pamahaman atas gagasannya.
Contoh :
Dalam persoalan Poso, kita
diingatkan bahwa penangannanya tidaklah mudah. Ibaratnya kita diminta memegan
telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi kalau
longgar juga akan pecah Karena akan telepas dari tangan. Kita harus
menanganinya secara tepat dan harus menjadikan perhatian kita janganlah masalah ini membuat kita sebagai
bangsa terpecah. Kesihan para pahlawan dan mereka yang berharap masa depan.
2.5.6 Teknik Sebab Akibat
Pada teknik ini, penulis
menyajikan sata dalam hubungan sebab akibat. Suatu peristiwa atau sesuatu hal
lain yang terjadi. Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab
akibat. Dalam hal ini sebab akibat berpfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat
sebagai pikiran penjelas.
Contoh :
Seharusnya Indonesia telah
menerapkan Negara kesejahteraan sejak awal kemerdekaan. Program Jamsostek baru
dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal membentuk tabungan nasional.
Padahal, Malaysia sudah memulai sejak
1959. Akibatnya, saat krisis melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia
paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh
karena itu, Indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan
sosial.
2.5.7 Teknik Definisi Luas
Kata yang digunakan seperti
adalah, yaitu, ialah, merupakan. Kata biasanya digunakan adalah bila sesuatu
yang didefinisikan diawali dengan kata benda, yaitu digunakan jika sesuatu yang
akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat, ialah dibunakan untuk
menjelaskan sinonim suatu hal, sedangkan merupakan dipakai untuk mendefinisikan
pengertian rupa atau wujud.
Contoh :
Pompa hidran (Hydraulicran) ialah
sejenis pompa yang dapat bekerja secara continu tanpa menggunakan bahan bakar
atau energi tambahan dari luar.
Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan
tenaga air yang nerasal dari sumber air, dan mengalirkan sebagian air tersebut
ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama system ini ialah pompa pemasukan,
katup limbah, katup pengantar, katup udara, ruang udara, dan pipa pengeluaran.
Pada dasarnya air dapat di pompakan karena
adanya perubahan energy kinetic air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang
cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirkan air ke tempat yang
lebih tinggi permukaannya, desain ketup limbah dan katup pemasukan dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi bergantian.
2.5.8 Teknik Klasifikasi
Teknik Klasifikasi merupakan
teknik pengembangan yang menggunakan pengelompokan-pengelompokan. Pengelompokan
itu biasanya dilakukan berdasarkan kesaman-kesamaan yang dimiliki.
Contoh :
Dalam karang-mengarang atau
tuli-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang
berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang
termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menyerap ejaan, pungutasi,
kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan
pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemapuan membedakan pokok
bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan
yang sistematik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpualan
paragraf adalah kumpulan dari
beberapa kalimat yang tersusun secara runtun sehingga membentuk sebuah karangan
yang mengandung satu ide pokok, yang menjadi jelas oleh urain-uraian tambahan.
Paragraf memiliki banyak jenis
menurut fungsinya yaitu pembuka, pengembang, dan penutup. Menurut posisi
kalimat topik yaitu dedukti, induktif, deduktif-induktif dan paragraf penuh
kalimat topik.
Dalam pengembangan paragraf
banyak hal yang perlu di perhatikan supaya para pembaca dapat memahami dengan
baik isi paragraf yang sendah penulis sampaikan kepada pembaca. Selain itu
dalam penulisan karangan ilmiah,penulisan paragraf harus diperhatikan hal-hal
teknis penulisan Seperti kutipan, sumber rujukan, tata latak grafik,
kurva,gambar.
Ada beberapa teknik dalam
mengembangkan paragraf yaitu secara spasial, urutan waktu, klimaks dan
antiklimaks, perbandingan dan pertentangan, analogi, sebab-akibat, definisi
luas, dan klasifikasi.
Dalam penulisan karya ilmiah
berpengaruh signifikan terhadapat kemampuan seorang peliti dalam menulis sebuah
paragraf. Hal inilah yang penulis teliti untuk mengetahui lebih lanjut
penulisan paragraf. Serta pemakaian paragraf dalam berbagai jenis karangan
ilmiah yang sering digunakan di tingkat pendidikan menengah pertama, pendidikan
menengah atas hingga perguruan tinggi.
Paragraf merupakan bagian penting dalam sebuah
karya ilmiah karena karangan atau karya ilmiah yang baik bukan hanya dilihat
dari isi karya ilmiah tersebut tetapi juga dilihat dari susunan paragraf dan
penulisan paragraf yang benar. Karena paragraf mengekspresikan gagasan tertulis
dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat
yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah atau
penelitian ini penulis dapat mengetahui secara mendalam tentang paragraf, serta
penulis berharap dengan adanya karya ilmiah ini juga dapat berguna bagi
pelajar, mahasiswa dan semua kalangan serta semua pihak.
Melalui makalah ini supaya kita
bisa memahami lebih lanjut tentang paragraf dengan baik sehingga dapat
membentuk gererasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik. Maka nantinya
akan lahirlah ilmuan-ilmuan muda dari Indonesia.
Penulis menyadari dengan segala
kerendahan hati bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, untuk dapat menuliskan
hasil penelitian ilmiah atau karangan ilmiah yang lebih baik lagi kedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar