Minggu, 24 Mei 2015

Paragraf



BAB I

PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang

Penulisan paragraf dalam pembelajaran bahasa Indonesia telah di perkenalkan pada siswa sejak pendidikan dasar. Kemudian dilanjutkan ke pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas, hingga perguruan tinggi. Namun, apakah pengetahuan seorang mahasiswa akan terus meningkat mengenai paragraf seiring seringnya berlatih menulis paragraf dari jenjang yang mudah hingga tingkat kesulitan yang cukup rumit.
Pembelajaran mengenai paragraf sudah menjadi persoalan serius di kalangan pelajar baik tingkat menengah hingga perguruan tinggi. Kegiatan komunikasi kelilmuan secara tertulis menuntut mahasiswa dalam membuat sebuah paragraf  dan dituangkan kedalam karya ilmiah.
Penyebab dari permasalah tersebut, disebabkan rendahnya motivasi mahasiswa dalam mengasah kemampuanya dalam menulis sebuah paragraf. Selain itu, kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis mengenai suatu permasalahan dan kurangnya berlatih. Kedua hal tersebut erat kaitannya dengan  kemampuan mahasiswa dalam menuliskan sebuah paragraf.
Sebagai seorang terpelajar, menentukan solusi atas permasalah tersebut merupakan jalan terbaik yang harus di tempuh demi terciptanya kompetisi dalam diri mahasiswa untuk menghasilkan karya terbaiknya dalam bidang tulisan berupa karya ilmiah. Salah satu cara untuk mengatasinya dengan menemukan beberapa metode atau model pembelajaran yang sesuai kerakteristik mahasiswa. Selain itu, menemukan beberapa faktor yang menyebabkan keberhasilan dalam membuat sebuah paragraph juga perlu dilakukan oleh pengajar demi tercapainya hasil yang maksimal dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang akan dicapai.


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah menyampaikan gagasan penulis dengan caranya sendiri. Dalam hal ini kemampuan mahasiswa dalam menulis paragraf sangat di perlukan demi tercapainya penulisan keraya ilmiah yang baik dan benar sesuai aturan dalam bahasa Indonesia.
Apakah penulisan karya ilmiah berpengaruh signifikan terhadapat kemampuan seorang peliti dalam menulis sebuah paragraf. Hal inilah yang akan penulis teliti.untuk mengetahui lebih lanjut penulisan paragraf. Penulis berusaha untuk meneliti dan mencari jawabannya dan menuangkannya dalam makalah yang berjudul Paragraf.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis mengidentifikasi masalah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.                  Apakah pengertian paragraf ?
2.                  Apasaja jenis–jenis pengembangan paragraf ?
3.                  Bagaimana bentuk dan cara penulisan paragraf ?
4.                  Bagaimana bentuk kalimat utama dan kalimat penjelas pada paragraf ?

1.3 Tujuan

 Berdasarakan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan  :
1.                  Untuk mengetahui pengertian paragraf.
2.                  Untuk mengetahui jenis–jenis pengembangan paragraf.
3.                  Untuk mengetahui dan cara penulisan paragraf.
4.                  Untuk mengetahui kalimat utama dan kalimat penjelas dalam menulis sebuah paragraf.

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban dari permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan dan dapat memberikan manfaat  sebagai berikut :
a.       Penulis
Melalui penelitian ini membarikan banyak pangetahuan kepada penulis dalam mengembangkan dan menulis paragraf sehingga dapat membuat karya ilmiah yang baik dan sesuai dengan kaedah bahasa Indonesia. Dan memberi acuan untuk memperbaiki karya – karya yang telah penulis buat. Paragraf sebagai wadah bagi penulis dalam mengungkapkan ide atau pokok pikiran secara tertulis. Penulis tidak cepat lelah dalam menyelesaikan sebuah karangan dan termotivasi masuk dalam paragraph berikutnya.
b.      Pembaca
Memberikan gambaraan bagaimana seorang pembaca tidak hanya bias membaca tetapi, harus bias dalam membuat sebuah paragraf. Karena seorang pembaca mengambil inti sari dari sebuah bacaan melalui paragraf–paragraf yang telah tersusun dengan baik. Serta membuat pembaca lebih mudah dalam memahai bacaan. Pembaca dapat belajar bagimmana cara menarik untuk menyampaikan sebuah gagasan dalam paragraf. Pembaca merasa tertarik dan termotivasi cara menjelaskan paragraph tidak hnaya dengan kata-kata, tetapi dapat juga dengan gambar,bagan,diagram, grafik, dan kurva.
c.       Dunia Pendidikan
Dalam dunia pendidikan penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan bagi kalangan pendidikan dan peserta  didik dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Agar dalam pembuatan karya ilmiah dapat menghasilkan karya yang berkualitas. Serata diharapkan dapat memberikan motivasi lebih kepada kalangan peserta didik dan mahasiswa untuk memberikan kemudahan dalam menulis sebuah paragraf.
d.      Peneliti Lain
Melalui penelitian ini, penulis harapkan akan bermunculan penelitian-penelitan lain yang meneliti tentang paragraf.

BAB II

PEMBAHASAN




2.1 Tinjauan Studi

Dalam penelitian ilmiah atau membuat sebuah makalah pengertian paragraf sangat beragam. Dalam makalah ini peneliti mengambil dua makalah sebagai tinjauan studi.
Dalam makalahnya Ngadiyono menyebutkan bahwa paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran. Terdapat tiga persyaratan agar paragraf menjadi padu yaitu kepaduan, kesatuan dan kelengkapan.
Sementara menurut Fiqhri dalam makalahnya paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru dan kalimat yang berbentuk paragraf atau alinea harus memperhatikan kesatuan pikiran.
Sementara menurut Ngadiyono syarat sebuah paragraf itu adalah Kepaduan. Untuk mencapai kepaduan, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu. Oleh karena itu, digunakan kata penghubung. Adalah tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraf dinamakan paragraf deduktif, sedangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf disebut paragraf induktif. Hal senada juga disbutkan oleh Fiqhri dalam makalahnya.

2.2 Landasan Teori

            Paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan unit buah pikiran untuk mendukung pikiran yang lebih besar, yaitu buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan menurut Kasih dalam Wiyanto (2012:96). dalam buah pikiran yang  didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, dimulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampi dengan kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
          Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Ngadiyono dalam Moeliono (1988:648), asal kata paragraf dari bahasa apa tidak lagi disebutkan, dan kata itu memiliki arti: (a) bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan dimulai penulisannya dengan garis baru, alinea. (b) bagian wacana yang ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih; paragraf; (c) dalam ragam percakapan alinea berarti ganti baris: baris baru (pada tulisan).
            Paragraf merupakan bahasa tulisan yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtun, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun secara lengkap menurut Kasih dalam Alex (2011:208). Paragraf merupakan bentuk karangan yang hanya terdiri dari beberapa kalimat, serta di dalamnya mengungkapkan suatu informasi dengan kalimat utama atau pokok pikiran sebagai pengendalinya dan kalimat penjelas sebagai kalimat pendukung Kasih (2013:43).
            Dari uraian diatas paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtun sehingga membentuk sebuah karangan yang mengandung satu ide pokok, yang menjadi jelas oleh urain-uraian tambahan. 
           

2.3 Pengertian Paragraf

            Paragraf memiliki beberapa pengertian : (1) Paragraf ialah karangan mini. Artinya semua unsur karangan yang panjang ada dalam pragraf. (2) Paragraf adalah satuan bahasa  tulis yang terdiri beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide  yang tersusun lengkap, utuh, dan padu. (3) Paragraf merupakan bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang  mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnnya. (4) Paragraf yang terdiri atas suatu kalimat berarti yang tidak menunjukan ketuntasan atau kesempurnaan.

2.3.1 Ciri-ciri paragraf

            Dari ide yang utuh dan lengkap, paragraf hendaklah dibangun dengan sekelompok kalimat yang saling mengikat.
1.      Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketakukan spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya surat, dan delapan ketekukan untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya: makalah, skripsi, thesis, dan disertasi.
2.      Paragraf menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik. Kalimat topik dapat ditempatkan pada posisi awal, tengah, atau akhir.
3.      Paragraf menggunakan ide penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.
4.      Paragraf hanya berisi satu kalimat topik.
5.      Paragraf akademik terdiri atas kalimat topik, kalimat penjelas atau pendukung, dan kalimat konklusi. Kalimat topik ditempatkan pada posisi awal.
6.      Seluruh kalimat saling mengait.

2.3.2 Fungsi Paragraf

Agar sebuah paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga menjadi lebih baik dan energik sehingga pembaca menjadi lebih semangat, maka perlu diperhatikan mengenai fungsi dari paragraf itu sendiri yang menjabatani penulis dan pembacanya adapun fungsi dari paragraph itu sendiri seperti yang dikemukakan Kasih dalam Alex (2011:209) yaitu:
1.      Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secar logis dalam suatu kesatuan.
2.      Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, mengganti paragraf berarti mengganti pikiran.
3.      Memudahkan mengorganisasikan gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
4.      Memudahkan mengembangkan topik karagan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
5.      Memudahkan pengembalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa variabel.

2.3.3 Syarat-syarat Paragraf

1.   Kesatuan yang kompak,yaitu semua kalimat harus mengemukakan satu tema yang jelas.
2.   Koherensi yang padu, yaitu antarkalimat dalam paragraf saling terkait dalam paragraf. Cara Mengaitkan antarkalimat dalam paragraf dapat dilakukan dengan cara berikut.
a.   Pengulangan kata kunci (repetisi) yang terdapat dalamsetiapkalimat.
b.   Penggunaan kata penghubung (konjungsi) setiap awalkalimat dengan tepat dan benar.
c.   Penggunaan kata ganti orang atau kata ganti penunjuk sebagai pengganti gagasan utama dengan Kata-kata seprti: dia, mereka,nya, itu, tersebut, ini.
3.  Penggunaan metode pengembangan paragraph sebagai penjels gagasan utama paragraf. Metode Yang digunakan dari metodeproses sampai dengan metode definisi.
4.   Setiap paragraph harus mempunyai satu gagasan utama yang ditulis dalam kalimat topik. Posisi kalimat topik dalam paragraf ditempatkan pada.
a.   Kalimat topic pada awal paragraf (deduktif),
b.   Kalimat topic pada akhir paragraf (induktif,
c.   Kalimat topic pada awal dan akhir paragraph (deduktif—induktif)
d.   Kalimat topic pada temgah paragraph (ineratif)
e.  Kalimat topic pada semua kalimat dalamparagraf (deskriptif). Kalimat topik dalam paragraph ditulis dalam klalimat tunggalatau kalimat majemuk bertingkat karena kedua kalimat itu hanya menyampaikan satu gagasan utama.
5.  Penulis paragraph tetap memmerhatikan kaidah satuan bahasayang lain, seperti ejaan, tanda baca, kalimat, diksi, dan bentukan kata.
6.  Dalam penulisan karangan ilmiah,penulisan paragraf harus diperhatikan hal-hal teknis penulisan Seperti kutipan, sumber rujukan, tata latak grafik, kurva,gambar.
7.  Penulis pun memperhatikan jenis-jenis paragraph pada posisi bagian karanagan pendahuluan, isi,dan bagian kesimpulan.
8.  Penulisan paragraph yang menjorok ke dalam, sejajar, atau menekuk.
9. Penulis juga memperhatikan jumlah kata atau jumlah kalimat dalam sebuah paragraf, yaitu jumlah kosakata paragraf antara 30-100 kata dan jumlah kalimat minimal tiga kalmia.
10. Jika uraian paragraf melebihi 100 kata sebaiknya dibuat menjadi dua paragraf.

2.4 Jenis-jenis Paragraf

Paragraf memiliki banyak ragam. Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya akan diuraikan sebagai berikut :

2.4.1 Menurut Fungsi dalam Karangan

a.       Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka berperan sebagi pangantar untuk sampai kepada masalah yang akan di uraikan. Sebab paragraf pembuka harus menarik minat dan perhatian pembaca, serat sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
b.      Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang bertujuan untuk mengembangkan pokok pembicara suatu karangan sebelumnya telah dirumuskan  di dalam paragraf pembuka.
c.       Paragraf penutup
Paragraf penutup mengakhiri sebuah karangan. Biasanya paragraf ini berisi kesimpulan dari paragraf penghubung. Dapat pula paragraf penutup berisi penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung.

2.4.2 Menurut Posisi Kalimat Topik

a.       Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif adalah paragraf yang menempatkan ide pokok atau gagasan utama pada awal paragraf.
Contoh :
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini similiki sejak dicetuskannya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini dimungkinkan oelh kenyataan bahwa bahasa melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi linguafranca selama berabad-abad ini seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa nasional.

b.      Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang menempatkan ide pokok atau gagasan utama pada akhir paragraf.
Contoh :
Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat menyurat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaat tertentu, demi kepentingan antarbangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa bahasa Inggris. Demikian juga pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa nasional.

c.       Paragraf Deduktif-Induktif
Paragraf Deduktif-Induktif adalah paragraf yang menempatkan ide pokok atau gagasan utama awal dan akhir paragraf.


Deduktif
Induktif
Deduktif-Induktif
1.      Ide pokok  berada di awal pragraf.
2.      Biasanya kalimat tersebut mencakup makna dari kalimat penjelas berikutnya
3.      Berpola umum -khusus
1.      Ide pokok berada di akhir pargraf.
2.      Ide pokok sebagai kalimat kesimpulan karena menggunakan kata-kata konjugasi
3.      Berpola khusus-umum
1.      Ide pokok berada di awal dan di akhir paragraf.
2.      Berpola campuran.
Table 1.1 Perbandingan Paragraf

d.      Paragraf Penuh Kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun dalam paragraf sma pentingnya sehingga tidak satupun kalimat khusus menjadi kalimat topik. Kondisi demikian biasnya akibat sulit menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan yang lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.

2.4.3 Menurut Sifat Isinya

a.       Paragraf Deskripsi
Deskripsi berasal dari verba to describle, yang artinya menguraikan, memerikan, atau melukiskan. Paragraf deskripsi merupakan bentuk tulisan yang berusaha memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan.
Ciri-ciri paragraf deskriptif ialah :
a)      Memberikan gambaran atau melukiskan sebuah benda, tempat dan suasana tertentu.
b)      Dalam penggambaran dalam hal ini menggunakan panca indra.
c)      Membuat pembaca seolah-olah melihat dan merasakan sendiri  objek yang dideskripsikan.
d)     Menjelaskan ciri-ciri objek.

b.      Paragraf Eksposisi
Kata eksposisi diambil dari bahsa inggris eksposition sebenarnya berasal dari bahasa latin yang berarti membuka atau memulai. Eksposisi merupakan wacana yang bertujuan untuk memberitahu, menghapus, menguraikan, atau menernagakan sesuatu.
Ciri-ciri paragraf eksposisi :
1.      Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.
2.      Gaya penulisannya bersifat informative.
3.      Menginformasikan atau menceritakan sesuatu yang tidak bias dicapai oleh alat panca indera.
4.      Paragraf eksposisi umunya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.

c.       Paragraf Narasi
Paragraf Narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis yang berlangsung dalam kesatuan waktu.
Ciri-ciri paragraf narasi :
1.      Narasi Ekspositoris
Adalah jenis narasi yang narasi yang berisikan rangkaian pembuatan yang disampaikan secara informativ sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara tepat.



2.      Narasi Sugestif
Adalah jenis narasi  yang hanya mengisahkan suatu rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat di lihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel.

3.      Paragraf Argumentasi
Paragraf Argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertulis disampikan itu benar penulis menyatakan bukti, contoh, dan berbagai alas an yang sulit untuk dibantah Kasih dalam Nasuha (2009:50).

4.      Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi merupakan kelanjutan atau pengembangan dari argumentasi. Persuasi mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan, bukti, atau contoh untuk menyakinkan pembaca.

2.5  Pengembangan Paragraf

2.5.1 Teknik Spasial

Dalam teknik ini, penulis menggunakan  pola yang sudah ada pada objek /kejadian yang dibicarakan. Gambaran dari depan ke belakang, di luar ke dalam, dari bawah ke atas, dari kanan ke kiri dan sebaginya.
Contoh :
Bangun itu terbagi dalam empat ruang. Pada  ruang pertama sering disebut dengan bangsa srimaganti, terdapat dua padang kursi kayu ukiran Jepara. Ruang ini sering digunakkan Adipati Sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri bangsa srimaganti, terdapat ruang khusus untuk penyimpanan benda-benda pusaka kadipaten lain. Ruang ini tertutup rapat dan selalu oleh kesatria-kesatria terpilih Kadipaten Ranggenah. Ruangan tempat penyimpanan benda-benda pusaka dan cindera mata ini sering disebut kundaleni masem. Agak jauh dari sebelah kanan kundaleni masem terdapat sebuah ruang yang senantiasa menggambarkan aroma dupa. Ruang ini disebut pamujan karena di tempat inilah Sang Adipati selalu mengadakan upacara dan kebaktian. Beberapa meter dari ruang pamujan terdapat sebuah ruangan kecil dengan sebuah tempayan besar di tengahnya. Ruang ini sering disebut dengan ruang reresik, karena ruang ini sering digunakan untuk membersihkan diri Sang Adipati sebelum masuk keruang pamujan.

2.5.2 Teknik Urutan Waktu

Pada teknik ini penulis mengembangkan paragrafnya berdasarkan urutan waktu (kronologis) terjadinya peristiwa. Peristiwa-peristiwa terjadi ditulis secara urut berdasarkan waktu. Pada teknik pengembangan ini, penulis teidak membahas dengan membandingkan,  menganalisis atau yang lainnya.
Contoh :
Setelah Lulus dari SMAN 4 Kerinci, dia masuk ke Akademi Kepolisian. Di sana, dia dapat mengikuti pendidikan dengan baik. Ia bahkan lulus dengan prestasi yang membanggakan. Oleh karena itu, iya segera mendapatkan penempatan yang istimewa, yaitu sebagai staf khusus Menteri Pertahanan. Posisi tersebuh iya jalani selama delapan tahun. Hebatnya sambil mengembang penugasan tersebut, ia belajar di sebuah perguruan tinggi sehingga ia mendapat gelar sarjana.

2.5.3 Teknik Klimaks dan Antiklimaks

Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan  yang di anggap kurang penting. Namun, gagasan tersebut kemudian berangsur-angsur di kembangkan hingga yang paling tinggi.
Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan dengan antiklimaks dilakukan dengan cara menguraikan gagasan dari yang peling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih rendah.
Contoh :
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman seiring perkembangan teknologi manusia. Pada waktu mesin uap lagi jay-jayanya, ada traktor yang di jalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor ikut di berimodel seperti tank. Keturunan traktor model tank sampai sekarang masih digunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, ford pun tidak ketinggalan  dalam pembuatan traktor dn pembautan alat pertanian lainnya.

2.5.4 Teknik Perbandingan dan Pertentangan

Teknik ini membandingkan informasi yang satu dengan informasi yang lain atau bahkan di pertentangkan sehingga suatu informasi menjadi lebih jelas.
Dalam hal ini, penulis berusaha menunjukan persamaan dan perbedaan dua hal. Namun teknik ini harus memiliki syarat yang harus dipenuhi, yaitu materi yang diperbandingkan dan dipertentangkan harus memiliki tingkatan yang sama dan keduanya memiliki persamaan sekaligus perbedaan.
Contoh :
Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Ke luar kota paling senang mengenakan pakaian yang praktis. Iya menyenangi topi dan scarf. Lain halnya dengan Margareth Thacher. Sejak menjadi pemimpin konservasif, ia melembutkan pakainya dan gaya rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja ke tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan, ke pemakaman, ke upacara resmi misalnya ke parlemen.

2.5.5 Teknik Analogi

Digunakan untuk membuat gagasan yang disajikan penulis mudah di pahami. Biasanya, gagasan yang ini disampaikan merupakan suatu hal yang baru atau telah dipahami secara salah sehingga penulis membutuhkan teknik ini untuk memberikan sebuah pamahaman atas gagasannya.
Contoh :
Dalam persoalan Poso, kita diingatkan bahwa penangannanya tidaklah mudah. Ibaratnya kita diminta memegan telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi kalau longgar juga akan pecah Karena akan telepas dari tangan. Kita harus menanganinya secara tepat dan harus menjadikan perhatian kita  janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa terpecah. Kesihan para pahlawan dan mereka yang berharap masa depan.

2.5.6 Teknik Sebab Akibat

Pada teknik ini, penulis menyajikan sata dalam hubungan sebab akibat. Suatu peristiwa atau sesuatu hal lain yang terjadi. Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab akibat berpfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas.
Contoh :
Seharusnya Indonesia telah menerapkan Negara kesejahteraan sejak awal kemerdekaan. Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal membentuk tabungan nasional. Padahal, Malaysia sudah memulai sejak  1959. Akibatnya, saat krisis melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia paling sulit untuk  bangkit lagi. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.

2.5.7 Teknik Definisi Luas

Kata yang digunakan seperti adalah, yaitu, ialah, merupakan. Kata biasanya digunakan adalah bila sesuatu yang didefinisikan diawali dengan kata benda, yaitu digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat, ialah dibunakan untuk menjelaskan sinonim suatu hal, sedangkan merupakan dipakai untuk mendefinisikan pengertian rupa atau wujud.
Contoh :
Pompa hidran (Hydraulicran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja secara continu tanpa menggunakan bahan bakar atau energi  tambahan dari luar. Pompa  ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga air yang nerasal dari sumber air, dan mengalirkan sebagian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama system ini ialah pompa pemasukan, katup limbah, katup pengantar, katup udara, ruang udara, dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat di pompakan karena  adanya perubahan energy kinetic air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup  mengangkat dan mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya, desain ketup limbah dan katup pemasukan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi bergantian.

2.5.8 Teknik Klasifikasi

Teknik Klasifikasi merupakan teknik pengembangan yang menggunakan pengelompokan-pengelompokan. Pengelompokan itu biasanya dilakukan berdasarkan kesaman-kesamaan yang dimiliki.
Contoh :
Dalam karang-mengarang atau tuli-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menyerap ejaan, pungutasi, kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemapuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.









BAB III

PENUTUP




3.1  Kesimpualan

paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtun sehingga membentuk sebuah karangan yang mengandung satu ide pokok, yang menjadi jelas oleh urain-uraian tambahan. 
Paragraf memiliki banyak jenis menurut fungsinya yaitu pembuka, pengembang, dan penutup. Menurut posisi kalimat topik yaitu dedukti, induktif, deduktif-induktif dan paragraf penuh kalimat topik.
Dalam pengembangan paragraf banyak hal yang perlu di perhatikan supaya para pembaca dapat memahami dengan baik isi paragraf yang sendah penulis sampaikan kepada pembaca. Selain itu dalam penulisan karangan ilmiah,penulisan paragraf harus diperhatikan hal-hal teknis penulisan Seperti kutipan, sumber rujukan, tata latak grafik, kurva,gambar.
Ada beberapa teknik dalam mengembangkan paragraf yaitu secara spasial, urutan waktu, klimaks dan antiklimaks, perbandingan dan pertentangan, analogi, sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi.
Dalam penulisan karya ilmiah berpengaruh signifikan terhadapat kemampuan seorang peliti dalam menulis sebuah paragraf. Hal inilah yang penulis teliti untuk mengetahui lebih lanjut penulisan paragraf. Serta pemakaian paragraf dalam berbagai jenis karangan ilmiah yang sering digunakan di tingkat pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas hingga perguruan tinggi.
Paragraf merupakan bagian penting dalam sebuah karya ilmiah karena karangan atau karya ilmiah yang baik bukan hanya dilihat dari isi karya ilmiah tersebut tetapi juga dilihat dari susunan paragraf dan penulisan paragraf yang benar. Karena paragraf mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.

3.2  Saran

Dengan adanya makalah atau penelitian ini penulis dapat mengetahui secara mendalam tentang paragraf, serta penulis berharap dengan adanya karya ilmiah ini juga dapat berguna bagi pelajar, mahasiswa dan semua kalangan serta semua pihak.
Melalui makalah ini supaya kita bisa memahami lebih lanjut tentang paragraf dengan baik sehingga dapat membentuk gererasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik. Maka nantinya akan lahirlah ilmuan-ilmuan muda dari Indonesia.
Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, untuk dapat menuliskan hasil penelitian ilmiah atau karangan ilmiah yang lebih baik lagi kedepannya.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar