MEMAHAMI
DIKSI BAHASA INDONESIA
MAKALAH
Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Disusun
oleh :
Tri Wahyuningsih (2013142765)
Muhammad Hamam (2013142765)
Tatag Pangestu (2013142765)
PROGRAM
STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
PAMULANG
2015
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis panjatkan puja
dan puji syukur kehadirat-NYA yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-NYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia
mengenai “Memahami Diksi Bahasa Indonesia” ini dengan lancar, shalawat serta
salam kami panjatkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang menjauhkan kita dari
jalan kegelapan.
Makalah yang berjudul “Memahami Diksi
Bahasa Indonesia” disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Mata Kuliah
Bahasa Indonesia jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas
Pamulang.
Adapun makalah Bahasa Indonesia ini
telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar penyusunan makalah. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada :
1.
Dosen Bahasa
Indoesia
Ibu Kasih, M.Pd yang mana bersedia membimbing kami dalam penyusunan
makalah.
2.
Orang tua penulis yang selalu memberi dukungan kepada penulis serta rela menjadi donatur demi kelancaran
penyusunan makalah Bahasa Indonesia ini.
3.
Rekan-rekan
kelompok 4 yang mau bekerjasama dalam menyelesaikan makalah.
4.
Serta semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dengan
ini penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan, karena kesempurnaan semata hanya milik ALLAH SWT, untuk itu
segala kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
nantikan.
Pamulang, Maret 2015
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
Daftar Tabel............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 2
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 4
2.1 Tinjauan Studi...................................................................................................... 4
2.1 Landasan Teori..................................................................................................... 5
2.3 Pengertian Diksi................................................................................................... 2
2.3.2 Persyaratan dan Ketentuan Diksi............................................................ 6
2.3.1 Fungsi Diksi............................................................................................. 8
2.4 Makna Denotatif dan Konotatif.......................................................................... 8
2.4.1 Makna Kata....................................................................................
8
2.4.2 Macam-Macam Makna............................................................................ 9
2.5 Gaya Bahasa........................................................................................................ 12
2.6 Gaya Bahasa Menurut Pilihan Kata..................................................................... 14
BAB III..................................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 16
3.2 Saran.................................................................................................................... 17
3.3 Daftar Pustaka..................................................................................................... 18
Daftar Tabel
Daftar Pustaka........................................................................................................... 6
Daftar Pustaka........................................................................................................... 6
Daftar Pustaka........................................................................................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bahasa terdiri atas
beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat. Kata
merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika
Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh
karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik,
agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata
yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan
wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan
sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan
mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan
yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan secara terus-menerus &
teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan,
perasaan (ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan menulis / mengarang
membutuhkan grafologi, struktur bahasa, & kosa kata. Salah satu unsur penting
dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari
diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat
diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan
ketidakjelasan makna.
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk
memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan
lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan
kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis
atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata
bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan
kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh
pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut
mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat,
dan latar sosial dalam cerita tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah
sebagai berikut:
- Apakah pengertian diksi?
- Bagaimana diksi yang tepat dan tidak tepat dalam kalimat?
- Apa perbedaan kata umum dan khusus?
- Apa berbedaan makna denotatif dan konotatif?
- Apa yang dinamakan gaya bahasa?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan
perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan :
1.
Untuk mengetahui pengertian
diksi.
2.
Untuk mengetahui seperti apa kata umum dan khusus.
3.
Untuk mengetahui makna denotatif dan konotatif.
4.
Untuk memahami bagaimana diksi yang tepat & tidak tepat dalam kalimat.
5.
Untuk mengetahui pengertian gaya bahasa.
1.4 Manfaat
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan acuan dalam berbahasa yang benar sehingga dapat
memberi manfaat sebagai berikut :
Penelitian ini
diharapkan berhasil dengan baik dan dapat mencapai tujuan penelitian secara
optimal, sistematis, dan bermanfaat.
1)
Manfaat teoretis
a.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan mengenai penelitian korelasi terkait penguasaan diksi dan sikap
berbahasa dengan keterampilan menulis.
b.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan
dalam mengaplikasikan teori penelitian korelasi dalam bidang linguistik dan
pengajarannya.
2)
Manfaat praktis
a.
Bagi dosen
Sebagai bahan masukan
pentingnya meningkatkan kualitas mengajar sehingga dapat mengarahkan mahasiswa
dalam meningkatkan kreativitas menulis karya tulis ilmiah.
b.
Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat
mengembangkan kreativitas menulis mahasiswa dalam karya tulis ilmiah.
c.
Bagi universitas
Merupakan bahan masukan
sebagai sumbangan pemikiran pentingnya keterampilan menulis karya tulis ilmiah
untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Studi
Dalam penelitian ilmiah
atau pembuatan makalah pengertian diksi sangat beragam. Dalam makalah ini
peneliti mengambil dua makalah sebagai tinjauan studi.
Dalam makalahnya Mumtahanah
Diksi atau pilihan kata adalah hasil dari upaya memilih kata yang tepat untuk
dipakai dalam suatu tuturan bahasa.
Sementara menurut Susandi
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi berarti "pilihan kata yang tepat
dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)”.
Sementara menurut Mumtahanah Diksi bukan hanya sekedar
memilih yang tepat tetapi untuk menentukan kata mana yang cocok digunakan dalam
kalimat yang maknanya tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diakui
masyarakat.
2.2 Landasan Teori
Diksi menurut Keraf
(2010:24) yang menurunkan tiga kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain
sebagai berikut.
1.
Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian
kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokkan kata-kata yang tepat.
2.
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan
secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
3.
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya
dimungkinkan penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata
bahasa.
Diksi atau pilihan kata
adalah salah satu persyaratan yang perlu dan mendesak dalam berbicara atau
menulis menurut Fitriyah dan Gani (2007:77). Pilihan kata termasuk dalam ilmu
sistematik (semansiologi), yaitu ilmu yang mempelajari makna kata.
Dari uraian diatas diksi
atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam memilih kata untuk mencapai
penyampaian yang tepat dalam berbicara atau menulis, sehingga tidak menimbulkan
makna yang tidak dikehendaki pembicara atau penulis.
2.3 Pengertian Diksi
Pengertian pilihan kata atau
diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu.
Istilah ini bukan saja dipergunakan
untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu
ide atau gagasan, tapi juga meliputi
persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan. Fraseologi mencakup persoalan
kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya, atau yang menyangkut cara-cara
yang khusus berbrntuk ungkapan-ungkapan. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi
berkaitan dengan ungkapan-ungkapan yang individual atau karakteristik, atau
yang memiliki nilai artistik yang tinggi.
Terdapat beberapa
pengertian mengenai diksi atau pilihan kata : (1) Diksi atau pilihan kata
adalah hasil dari upaya memilih kata yang tepat untuk dipakai dalam suatu
tuturan bahasa. (2) diksi berarti "pilihan kata
yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)”.. (3) Pilihan kata atau diksi pada
dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam
kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia
sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. (4) Diksi atau pilihan
kata adalah upaya pemilihan kata yang benar untuk mencapai suatu makna yang
tepat.
2.3.1 Persyaratan dan Ketepatan Diksi
Ketepatan adalah
kamampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi
pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis
atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara harus berusaha secermat
mungkin memilih kata-kata untuk mencapai magsud tertentu. Ketepatan tidak akan
menimbulkan salah paham.
Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan kata untuk mencapai ketepatan pilihan katanya itu.
1.
Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
Dari kedua kata yang mempunyai makna yang mirip satu sama lain ia harus
menetapkan mana yang akan dipergunakannya untuk mencapai magsudnya. Kalau hanya
pengertian dasar yang diinginkannnya, ia harus memilih kata yang denotatif,
kalau ia menghendaki reaksi emosional tertentu, ia harus memilih kata konotatif
sesuai dengan sasaran yang akan dicapainya itu.
2.
Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir
bersinonim. Kata-kata bersinonim tidak selalu memiliki distribusi yang saling
melengkapi. Sebab itu, penulis atau pembicara harus hati-hati memilih kata dari
sekian sinonim yang ada, untuk menyampaikan apa yang diinginkannya, sehingga
tidak timbul interpretasi yang berlainan.
3.
Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
Bila penulis sendiri tidak mampu membedakan kata-kata yang mirip ejaannya itu,
maka akan membawa akibat yang tidak diinginkan, yaitu salah paham. Kata-kata
yang mirip dalam tulisannya itu misalnya : bahwa-bawah-bawa,
proposisi-preposisi, korparasi-koperasi, dan sebagainya.
4.
Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri. Bahasa selalu
tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Pemkembahan bahasa
pertama-tama tampak dari pertambahan jumlah kata baru. Namun hal itu tidak
berarti bahwa setiap orang boleh menciptakan kata baru seenaknya. Kata baru
biasanya muncul untuk pertama kali karna dipakai oleh orang-orang terkenal atau
pengarang terkenal. Bila anggota masyarakat lainnya menerima kata itu, maka
lama-kelamaan kata itu akan menjadi milik masyarakat. Neologisme atau kata baru
atau penggunaan sebuah kata lama dengan makna dan fungsi yang baru termasuk
dalam kelompok ini.
5.
Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing,
terutama kata-kata asing yang mengandung akhiran asing tersebut. Perhatikan
penggunaan : idiom-idiomatic, progres-progresif, kultur-kultural, dan
sebagainya.
6.
Membedakan
pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
Pasangan yang tepat
|
Pasangan yang tidak tepat
|
antara.....dengan.....
|
antara....dan....
|
tidak.....melainkan.....
|
tidak.....tetapi....
|
baik.....ataupun.....
|
baik....maupun.....
|
bukan.....tetapi.....
|
bukan....melainkan....
|
1.1 Contoh pasangan kata
yang tepat.
7.
Kata kerja yang menggunakan kata depan harus
digunakan secara idiomatis : ingat akan bukan ingat terhadap; berharap,
berharap akan, mengharapkan bukan mengharap akan; berbahaya, berbahaya bagi,
membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi sesuatu; takut akan, menakuti
sesuatu (lokatif).
8.
Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau
pembicara harus membedakan kata umum dan kata khusus. Kata umum digunakan untuk
mengungkapkan gagasan atau ide yang umum, sedangkan kata khusus digunakan untuk
seluk beluknya atau perinciannya. Kata khusus lebih tepat menggambarkan sesuatu
dari pada kata umum.
9.
Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata
yang sudah dikenal.
10.
Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
2.3.2 Fungsi Diksi
Dalam karangan ilmiah,
diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian, hasil pemikiran, atau
solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara lain :
a.
Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara
verbal.
b.
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c.
Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d.
Mencegah perbedaan penafsiran.
e.
Mencagah salah pemahaman.
f.
Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
2.4 Makna Denotatif dan Makna Konotatif
Di dalam sebuah tulisan
biasanya kita sulit untuk menentukan atau menginterpretasi makna sebuah kata
atau frasa. Hal ini disebabkan karena adanya makna yang disampaikan secara
sebenarnya(Denotasi) dan makna yang disampaikan dalam bentuk kiasan(Konotasi).
2.4.1 Makna Kata
Kata sebagai satuan dari
perbendaharaan kata sebuah bahasa mengandung dua aspek, yaitu aspek bentuk atau
ekspresi dan aspek isi makna.
Bentuk atau ekspresi
adalah segi yang dapat dicerap dengan pancaindra, yaitu dengan mendengar atau
dengan melihat. Sebaliknya segi isi atau makna adalah segi yang menimbulkan
reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karna rangsangan aspek bentuk tadi.
Contoh :
Ketika ada orang
berteriak “maling !” timbul reaksi
dalam pikiran kita bahwa “ada seseorang yang berusaha mencuri barang orang
lain”. Jadi bentuk dan ekspresinya adalah kata maling yang diucapkan orang
tadi, sedangkan makna atau isi adalah
“reaksi yang timbul pada orang yang mendengar”.
2.4.2 Macam-Macam Makna
Pada umumnya makna kata
dibedakan pertama-tama atas makna kata yang bersifat denotatif dan makna kata
yang bersifat konotatif.
a.
Makna Denotatif
Kata yang tidak
mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan disebut dengan makna
denotatif. Makna denotatif disebut juga dengan beberapa istilah lain seperti :
makna denotasional, makna kongnitif, makna konseptual, makna ideasional, makna
referensial atau makna proposisional. Disebut makna denotasial, referensial,
konseptual dan ideasional, karna makna itu menunjuk (danote) kepada suatu
referen. Disebut makna kongnitif, karna makna itu bertalian dengan kesadaran
atau pengetahuan; stimulus (dari pihak pembicara) dan respon (dari pihak
pendengar) menyangkut hal-hal yang dapat dicerap pancaindra (kesadaran) dan
rasio manusia. Dan makna ini disebut juga makna proposional karna ia bertalian
dengan informasi-informasi atau pernyataan-pernyataan yang bersifat faktual.
Makna ini, yang diacu dengan bermacam-macam nama, adalah makna yang paling
dasar pada suatu kata.
Contoh :
Ø Tangan kanan ikhsan
terkilir.
Ø Rudi menjual kambing
hitam miliknya.
Ø Ia naik tangga untuk
memperbaiki genteng rumah yang bocor.
b.
Makna Konotatif
Makna kata yang mengandung arti tambahan , perasaan
tertentu atau nilai rasa tertentu disamping makna dasar yang umum dinamakan
makna konotatif atau konotasi. Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna
konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Makna konotatif adalah suatu
jenis makna dimana stimulus dan respons mengandung nilai-nilai emosional. Makna
konotatif sebagian terjadi karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju
atau tidak setuju, senang atau tidak senang dan sebagainya pada pihak
pendengar,; di pihak lain, kata yang dipilih itu memperlihatkan bahwa
pembicaranya juga memendam perasaan yang sama.
Contoh:
Ø Banyak pahlawan yang
telah gugur dalam medan perang.
(gugur : meninggal dunia)
Ø Ia tak pantang menyerah
meski banyak aral melintang.
(aral melintang : rintangan, hambatan)
Ø Mempunyai harta
berlimpah tak membuat Heru besar kepala.
(besar kepala : sombong)
Ø Kenaikan harga bahan
pokok membuat usaha Reza gulung tikar.
(gulung tikar : bangkrut)
Ø Para TNI turun tangan
dalam percarian korban tragedi kecelakaan pesawat.
(turun tangan : ikut membantu)
Makna Denotatif
|
Makna Konotatif
|
Makna yang sesuai dengan makna asli.
|
Maknanya kiasan.
|
tidak
menimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca.
|
sering
kali membingungkan para pembaca dalam menemukan makna.
|
seringkali
dijumpai dalam penulisan karya ilmiah.
|
sangat
sering dijumpai dalam karya sastra, misalnya puisi, cerpen, dan lain
sebagainya.
|
1.2
Table Perbandingan Makna Konotatif dan Denotatif
2.5 Kata Umum dan Kata Khusus
Pada umumnya untuk
mencapai ketepatan pengertian yang lebih baik memilih kata khusus daripada kata
umum. Kata umum yang dipertentangkan dengan kata khusus harus dibedakan dari
kata denotatif dan konotatif. Kata konotatif dibedakan dari kata berdasarkan
maknanya, yaitu apakah ada makna tambahan atau nilai rasa yang ada pada sebuah
kata. Kata umum dan kata khusus dibedakan berdasarkan luas dan tidaknya cakupan
makna yang dikandungnya. Bila sebuah kata yang mengacu kepada suatu hal atau
kelompok yang luas bidang lingkupnya maka kata itu disebut kata umum. Bila ia
mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan kongkret maka kata-kata
itu disebut kata khusus.
Dengan demikian semakin khusus
sebuah kata atau istilah, semakin dekat titik persamaan atau pertemuan yang
dapat dicapai antara penulis dan pembaca, sebaliknya semakin umum sebuah
istilah, semakin jauh pula titik pertemuan antara penulis dan pembaca. Sebuah
istilah atau kata yang umum dapat mencakup sejumlah istilah yang khusus. Dalam
ilmu semantik, kata umum yang mencakup sejumlah istilah khusus ini disebut
superordinal, sedangkan istilah-istilah khusus yang dicakupnya disebut hiponim.
a.
Kata umum adalah kata-kata yang pemakaiannya dan
maknanya bersifat umum dan luas. Bidang dan obyek yang dicakup oleh kata umum
itu luas dan tidak secara spesifik merujuk atau merepresentasikan bidang atau
obyek tertentu. Jenis kata umum tidak memiliki pertalian yang erat dengan
obyeknya.Sebagai akibatnya, kata umum kurang memberi daya imajinasi kepada audiens atau pembaca.
Citra dalam pikiran audiens/ pembaca masih samar.
b.
Kata Khusus adalah kata-kata yang pemakaiannya dan
maknanya bersifat spesifik dan sempit dan yang merujuk kepada pengertian
kongkret dan tertentu. Bidang, ruang lingkup, dan obyek yang dicakup oleh kata
khusus itu sempit dan dia secara spesifik merujuk atau merepresentasikan
bidang, ruang lingkup, atau obyek yang sempit, di samping juga hanya meliputi
aspek tertentu saja.Jenis
kata khusus memiliki pertalian yang erat dengan obyeknya. Sebagai akibatnya,
kata khusus memberi daya imajinasi kepada audiens atau pembaca. Citra dalam
pikiran audiens/ pembaca tidak samar.
Hubungan antara kata
umum kata khusus itu bersifat relatif. Maksudnya, suatu kata tertentu bisa
merupakan kata khusus dari kata lain yang lebih umum; dan kata yang lebih umum
itu bisa menjadi kata khusus untuk kata lainnya lagi. Relativitas kata umum dan
kata khusus ini menciptakan gradasi kata.
Sangat Umum
|
Kurang Umum
|
Lebih Khusus
|
Sangat Khusus
|
Tumbuh-tumbuhan
|
Pohon
|
Pohon asam
|
Pohon asam dibelakang rumah
|
Penjahat
|
Pencuri
|
Pencopet
|
Orang yang mencopet dompet saya
|
Kendaraan
|
Mobil
|
Sedan
|
Mobil sedan milik Pak Ali
|
Olahragawan
|
Pemain bola
|
Gelandang
|
Ali
|
Binatang
|
Anjing
|
Herder
|
Nero
|
Table 1.3 Contoh Kata Umum dan Kata Khusus
2.6 Gaya Bahasa
Pengertian Gaya Bahasa
Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam
retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata Latin stilus,
yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Keahlian dalam
menggunakan alat ini akan mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan
tadi. Kelak pada waktu penekanan dititikberatkan pada keahlian untuk menulis
indah, maka style berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau
mempergunakan kata-kata secara indah.
Karena perkembangan itu, gaya bahasa atau style
menjadi masalah atau bagian dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan
cocok tidaknya pemakaian fakta, frasa atau klausa tertentu. Sebab itu, persoalan
gaya bahasa meliputi semua hirarki kebahasaan : pilihan kata secara individual,
frasa, klausa, dan kalimat, bahkan mencakup pula sebuah wacana secara
keseluruhan.
Walaupun kata style berasal dari bahasa Latin,
orang Yunani sudah mengembangkan sendiri teori-teori mengenai style itu. Ada dua aliran yang terkenal, yaitu :
1.
Aliran Platonik: menganggap style sebagai kualitas
suatu ungkapan, menurut mereka ada ungkapan yang memiliki style, ada juga yang
tidak style.
2.
Aliran Aristoteles: menganggap bahwa gaya adalah
suatu kualitas yang inheren, yang ada dalam ungkapan.
Dengan demikian, aliran Plato mengatakan bahwa ada
karya yang memiliki gaya dan ada karya karya yang sama sekali tidak memiliki
gaya. Sebaliknya, aliran Aristoteles mengatakan bahwa semua karya memiliki
gaya, tetapi ada karya yang memiliki gaya yang tinggi ada yang rendah, ada
karya yang memiliki gaya yang kuat ada yang lemah, ada yng memiliki gaya yang
baik ada yang memiliki gaya yang jelek.
Bila kita melihat gaya secara umum, kita dapat mengatakan
bahwa gaya adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui bahasa,
tingkah laku, berpakaian, dan sebagainya. Dengan menerima pengertian ini maka
kita dapat mengatakan “cara berpakaiannya menarik perhatian banyak orang”,
“Cara menulisnya lain dari pada kebanyakan orang”, “Cara jalannya lain dari
pada yang lain”, yang memang sama artinya dengan “gaya berpakaian”, “gaya
menulis” dan “gaya berjalan”. Dilihat dari segi bahasa, gaya bahasa adalah cara
menggunakan bahasa. Gaya bahasa memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak
dan kemampuan seseorang yang menggunakan bahasa itu. Semakin baik gaya
bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya, semakin buruk gaya
bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan kepadanya.
Akhirnya style atau gaya bahasa dapat dibatasi
sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
diperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa).
2.6.1
Gaya Bahasa Berrdasarkan
Pilihan Kata
Berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa mempersoalkan
kata mana yang paling tepat dan sesuai untuk posisi-posisi tertentu dalam
kalimat, serta tepat tidaknya penggunaan kata-kata dilihat dari lapisan
pemakaian bahasa dalam masyarakat. Dengan kata lain, gaya bahasa ini
mempersoalkan ketepatan dan kesesuaian dalam menghadapi situasi-situasi
tertentu.
Dalam bahasa standar (baahasa baku) dapatlah dibedakan
: gaya bahasa resmi (bukan bahasa resmi), gaya bahasa tak resmi dan gaya bahasa
percakapan.
a.
Gaya Bahasa Resmi
Gaya bahasa resmi adalah
gaya dalam bentuknya yang lengkap, gaya yang dipergunakan dalm
kesempatan-kesempatan resmi, gaya yang digunakan oleh mereka yang diharapkan
mempergunakannya dengan baik dan terpelihara. Amanat kepresidenan, berita
negara, khotbah-khotbah mimbar, pidato-pidato yang penting, artikel-artikel
yang serius, atau esei yang membuat subyek-subyek yang penting, semuanya
dibawakan dengan bahasa resmi.
b.
Gaya Bahasa Tak Resmi
Gaya bahasa tak resmi
juga gaya bahasa yang dipergunakan dalam bahasa standar, khususnya dalam
kesempatan-kesempatan yang tidak formal atau kurang formal. Gaya ini biasanya
dipergunakan dalam karya-karya tulis, buku-buku pegangan, artikel-artikel
mingguan atau bulanan yang baik, dalam perkuliahan, editorial, kolumnis dan
sebagainya. Singkatnya gaya bahasa tak resmi adalah gaya bahasa yang umum dan
normal bagi kaum terpelajar.
Menurut sifatnya, gaya
bahasa tak resmi ini dapat juga memperlihatkan suatu jangka variasi, mulai dari
bentuk informal yang paling tinggi (yang sudah bercampur dan mendekati gaya
resmi) hingga gaya bahasa tak resmi yang sudah bertumpang tindih dengan gaya
bahasa percakapan kaum terpelajar.
c.
Gaya Bahasa Percakapan
Sejalan dengan kata-kata
percakapan, terdapat juga gaya bahasa percakapan. Dalam gaya bahasa ini,
pilihan katanya adalah kata-kata populer dan kata-kata percakapan. Kalau
dibandingkan dengan gaya bahasa resmi dan gaya bahasa tak resmi, maka gaya
bahasa percakapan ini dapat diumpamakan sebagai bahasa dalam pakaian sport. Itu
berarti bahasanya masih lengkap untuk suatu kesempatan, dan masih dibentuk
menurut kebiasaan-kebiasaan, tetapi kebiasaan ini agak longgar bila
dibandingkan dengan gaya bahasa resmi dan gaya bahasa tak resmi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diksi atau pilihan kata
adalah kemampuan seseorang dalam memilih kata untuk mencapai penyampaian yang
tepat dalam berbicara atau menulis, sehingga tidak menimbulkan makna yang tidak
dikehendaki pembicara atau penulis.
Dalam pemilihan kata
terdapat berbagai syarat yang harus tepati agar mencapai diksi yang baik dan
tepat, diantaranya yaitu :
1.
Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
2.
Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir
bersinonim.
3.
Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
4.
Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri.
5.
Waspada terhadap penggunaan akhiran asing.
6.
Membedakan
pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
7.
Kata kerja yang menggunakan kata depan harus
digunakan secara idiomatis.
8.
membedakan kata umum dan kata khusus.
9.
Memperhatikan perubahan makna yang terjadi.
10.
Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
Adapun fungsi dari diksi atau pemilihan kata adalah
:
a)
Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara
verbal.
b)
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c)
Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d)
Mencegah perbedaan penafsiran.
e)
Mencagah salah pemahaman.
f)
Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
Diksi merupakan bagian
penting dalam pembuatan sebuah karya ilmiah karna karangan atau karya ilmiah
yang baik bukan hanya dilihat dari isi karya ilmiah tersebut tetapi juga
dilihat dari pemilihan kata yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah
tersebut. Karna dilihat dalam pemilihan kata seseorang dapat menilai
kepribadian seorang penulis tersebut.
3.2 Saran
Dengan adanya penelitian
ini penulis dapat mengetahui lebih mendalam tentang diksi atau pemilihan kata,
serta penulis berharap dengan adanya karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
pelajar, mahasiswa serta semua pihak yang membaca karya ilmiah ini. Melalui
makalah ini supaya penulis dapat memahami lebih mendalam lagi sehingga dapat
membentuk generasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik.
Penulis menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak, untuk dapat menulis karya ilmiah yang lebih baik lagi kedepannya.
Daftar Pustaka
A, Alex dan Achmad
H.P.2010.Bahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta:Penada Media group.
Mumtahanah, Fida.Makalah Diksi dan Gaya Bahasa
Nur, Imran.Makalah Penggunaan Kata Umum dan Kata Khusus
<http://www.slideshare.net/FerialImranNur7/penggunaan-kata-umum-dan-kata-khusus>
Keraf, Gorys.2010.Diksi dan Gaya Bahasa.Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama.
http://www.smansax1-edu.com/2014/09/cara-mudah-memahami-makna-denotasi-dan.html
Gani, Ramlan A dan
Fitriyah Z.A.2007.Pembinaan Bahasa
Indonesia. Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta press.
<http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=0CEIQFjAE&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFPBS%2FJUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA%2F196711031993032-NOVI_RESMINI%2FDIKSI_ATAU_PILIHAN_KATA_power_point.pdf&ei=KURiVaaUOMXbmgW354CIAw&usg=AFQjCNHaVXS7Ak8ynfjgkMK16e85tnmXMg&sig2=WOqCvEJn23KakKOIEWPW4Q&bvm=bv.93990622,d.dGY>
Hau.. nama saya try. Salam kenal..
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat.. blognya juga keren.. pokoknya mantap deh..
Oh iya. Kalau ada waktu jangan lupa berkunjung di Tugas dan Materi Kuliah.. siapa tahu bisa bermanfaat.
Thanks gan...blog ente jg keren, udah banyak arsipannya....semoga bermanfaat ya blog ente hehee
BalasHapusthanks gan
BalasHapustq gan..izi copy ya
BalasHapusMakasih ya artikelnya, bermanfaat banget..
BalasHapusMkasih lo bro
BalasHapus